Jam Pemutar Waktu

Pada postingan selanjutnya berjudul Jam Pemutar Waktu.Mungkin bagi adek2 dan semua orang pastinnya waktu itu sangat berharga untuk melakukan hal yang terpenting.Untuk lebih jelasnnya langsung saja ke TKP!!!

Halo, selamat pagi! Dhanis, Nisa dan Elya ada petualangan yang seru nih. Yuk ikutan ngerasain petualangan Dhanis, Nisa dan Elya ya! Gimana ya, petualangan yang membuat ketiga anak itu kaget ketika mengetahui ada alat yang membuat waktu mundur dan maju. Ikutin yuk kisahnya!

“Huahh…”

Ketiga anak itu lagi liburan, di hutan. Selama seminggu semuanya dilewati dengan berburu, cari air dan keperluan kemah lainnya. Pagi-pagi enaknya ngapain ya? Mendingan cari air untuk mandi. Dhanis, Nisa dan Elya atau kita sebut Dhaniely menelusuri hutan bagian utara, karena disitu ada sumber mata air yang cukup banyak.

Kita sebut sungai dan di atas tebingnya terdapat air terjun yang lumayan besar. Dingin banget airnya. Jadi malas mandi. Ketika sampai di tepi sungai Dhanis menemukan sesuatu, yakni benda kecil. Benda kecil itu adalah sebuah jam tangan yang masih lumayan bagus. Di belakang jam itu tertuliskan ‘Jam Ajaib’. Apakah benar ajaib? Ketiga anak itu bertanya-tanya.

Dhanis menyimpan jam itu disaku kirinya. Setelah mandi semuanya segera berburu makanan. Kali ini Dhaniely mendapat belalang, katak tidak beracun. Mereka mencari ranting-ranting pohon yang sudah berjatuhan. Setelah itu kembali ke perkemahan dan membakar hasil buruan. Mereka kelas enam lho! Kok di bolehin berkemah di hutan yang besar? Ya, karena orang tua mereka mengijinkan. Tidak masalah, semua pasti aman.

Karena hutannya berpenghuni oleh polisi hutan yang selalu berpatroli. Tenang kalau ada apa-apa tinggal lari ke perkemahan polisi hutan deh.
Dhaniely mengutak-ngatik jam tangan tersebut. Apakah jam tersebut masih bisa dipergunakan. Pada akhirnya Nisa memencet salah satu tombol yang berwarna merah, padahal tombol yang berwarna merah akan kembali ke masa lampau. Oh My God! Dhaniely terserap kelobang hitam dan masuklah ke negeri Aluna yang rumahnya menggunakan bambu, baju dari karung goni, dan tidak ada alat transportasi.

Dhaniely berjalan-jalan mengelilingi negeri tersebut. Pada akhirnya mereka bertemu anak sebayanya yang bernama Sahara. Anaknya baik, ramah dan cantik. Diajaknya ke rumah Sahara yang terbuat dari bambu.

“Rumahnya bagus!” kata Elya kagum.

“Terima kasih…” sahut sahara senang.

Setelah diberi makan yang enak-enak, yaitu ayam goreng, sambel, pepaya rebus yang enggak pahit. Pokoknya uueenak deh!

Mereka berterima kasih atas semuanya. Sahara yang cantik memberikan senyuman yang membuat Dhaniely kagum luar biasa. Ya, Sahara emang cantik di tambah pula senyuman. Dhaniely berpamitan untuk pulang.
Mereka mengutak-ngatik lagi jam tangan tersebut. Elya memencet tombol biru, yakni masa depan. Apakah ada mobil bisa terbang? Tanya Dhaniely.
Mereka kembali terserap kelobang hitam dan memasuki negeri yang super duper canggih. Yaitu negeri Faciela. Tidak ada pohon sedikit pun. Cuma ada tanaman hias. Enggak heran negeri ini selalu ke habisan O2 atau oksigen.

Karena itu orang-orang pintar membuat mesin yang menghasilkan O2, jadi enggak bakalan kehabisan oksigen. Dhaniely segera menumpangi taxsi terbang untuk mengelilingi negeri tersebut. Ketika sudah puas-puasnya, mereka makan di restoran yang serba ada. Pilih apa saja pasti tersedia.

Dhaniely bertemu anak sebayanya tapi kali ini laki-laki. Yang bernama Fashah, ia pemilik negeri ini. Konon negeri Faciela adalah nama yang diambil dari nama ibunya Fashah. Dan kini ibunya telah tiada karena kekurangan oksigen, dulu belum di buatnya mesin canggih itu atau bernama 100 Tombol. Yup … karena ada seratus tombol!

Fashah orang yang baik, ramah dan kata Nisa sih ganteng. Kalau kata Dahnis dan Elya biasa. Mereka diperbolehkan mengelilingi istana Fashah. Fashah menyodorkan makanan yang super enak. Yaitu: pizza, burger, fillet gurame. Ternyata negeri ini tidak memakan sayuran.

Karena itu orang pintar, ya … orang pintar lagi! Membuat obat yang mengandung sayuran dan vitamin. Agar tubuh sehat. Obat itu merupakan campuran dari O2, embun air hujan dan bahan rahasia lainnya. Jadi setiap dua kali sehari obat tersebut harus dimakan. Kalau tidak, berabe akibatnya!

Dhaniely berterimakasih kepada Fashah, mereka memencet tombol. Yakni tombol yang belum dipencet, yang berwarna hijau. Mereka kembali ke tempat semula. Yaitu hutan. Horee … Alhamdulillah.

Kalau di dunia nyata, ada enggak ya mobil bisa terbang?!

Selesai

Cerpen Karangan: Tifa Raisandra
Facebook: Tifa Raisandra
Ini cerpen keduaku! Cerpen yang berjudul Hadiah Istimewa adalah cerpen pertamaku. Aku sangat suka menulis sejak kecil dan aku terinspirasi karena membaca banyak buku cerpen. Add juga facebook-ku Tifa Raisandra dan juga twitter-ku @Tifaraisa. Semoga cerpen ini bisa di terima oleh masyarakat. Terima kasih :)

4 Responses to Jam Pemutar Waktu

  1. widi says:

    Krng bgs zoalx ceritax berlt-belit tau

Leave a reply to widi Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.